Sabtu, 27 September 2014

Si Pahit Lidah ( berasal dari Sumatera Selatan )



         Dahulu ada seorang keturunan raksasa dari daerah Sumidang , yang bernama Pangeran Serunting . Ia meiliki satu sifat buruk yaitu selalu iri dengan milik orang lain . Termasuk saudara iparnya sendiri yang bernama Aria Tebing . Penyebabnya , karena mereka berdua memiliki lading yang bersebelahan dan dipisahkan ole pohon cendawan. Namun pohon cendawan yang menghadap lading Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas . sedangkan pohon cendawan yang menghadap lading Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.
            Akhirnya terjadilah perkelahian sengit antara Serunting dan Aria Tebing . Namun Aria Tebing berhasil melarikan diri karena dia hampir terbunuh. Lalu , Aria Tebing menghampiri istri Serunting dan bertanya tentang hal yang dapat membuat Serunting terkalahkan . Isti Serunting memberitahukan tentang rahasia itu bahwa Serunting dapat terkalahkan dengan menancapkan tombak pada ilalang yang bergetar.Kemudian Aria Tebing kembali menemui Serunting dan langsung melakukan hal yang diberitahukan oleh Isri Serunting . Akhirnya Serunting pun terkalahkan .
Merasa dikhianati oleh istrinya Serunting pun bertapa ke Gunung Siguntang . Oleh Dewa Mahameru ia diberikan kesaktian berupa kemampuan lidahnya mengubah sesuatu sesuai yang diinginkannya .
Ia pun mengutuk semua orang yang ditemuinya menjadi batu, Sejak saat itulah Serunting dijuluki sebagai si Pahit Lidah . Setelah sekian lama si Pahit Lidah pun sadar atas kesalahannya dan ingin menebus kesalahannya dengan sebuah kebaikan. Walaupun kata-kata yang keluar dari mulutnya telah berbuah manis , tetepi Serunting teteap dijuluki sebagai si Pahit Lidah.

Kamis, 25 September 2014

Asal Mula Candi Rara Jonggrang ( berasal dari Yogyakarta )


Candi Roro Jonggrang ini terbentuk atas syarat Roro Jonggrang yang diberikan kepada Bandung Bandawasa. Bandung Bandawasa adalah orang yang sangat mencintai Roro Jonggrang dan ingin meminangnya.
            Namun , untuk menerima lamaran Bandung Bandawasa .Roro Jonggrang memberikan syarat kepada Bandung Bandawasa yaitu membangun sebuah candi dengan seribu arca dalam waktu semalam sebelum matahari terbit. Syarat tersebut diterima oleh Bandung Bandawasa. Hal tersebut membuat Roro Jonggrang terkejut.
            Malam itu juga persyaratan yang diberikan oleh Roro Jonggrang dilaksanakan oleh Bandung Bandawasa. Namun , Bandung Bandawasa tidak melakukan hal itu sendirian . Tetapi , hal itu dia kerjakan dengan bantuan para jin. Sehingga pembangunan candi itu pun hampir selesai.
            Mengetahui hal itu Roro Jonggrang mengumpulkan semua rakyat untuk menyembunyikan lesung. Hingga ayam bekokok. Dan membuat para Jin menghentikan pekerjaannya. Padahal bangunan itu kurang satu arca lagi.
            Kemudian Roro Jonggrang menemui Bandung Bandawasa. Ternyata Bandung Bandawasa marah terhadap Roro Jonggrang. Karena mengetahui bahwa bunyi lesung itu hanyalah perbuatan Roro Jonggrang. Sehingga Bandung bandawasa mengutuk Roro Jonggrang mencadi sebuah arca untuk menggenapi hasil candinya yang kurang satu.
            Bukan hanya itu Bandung Bandawasa juga mengutuk para pemuda yang membantu Roro Jonggrang menjadi perawan tua dan jejaka tua.

Si Keong Emas ( berasal dari Jawa Timur )

Dahulu, di Kerajaan Panjalu ada seorang raja yang memimpin kerajaan itu yang bernama Raja Daha. Raja Daha mempunyai dua orang putri yang bernama Dewi Candrakirana dan Dewi Ajeng
Raja Daha berencana untuk menjodohkan Dewi Cancrakirana dengan Raden Inu Kertapati. Dewi Candrakirana telah mempersiapakan pertunangannya dengan Raden Inu Kertapati . Namun,Dewi Ajeng merasa iri jika Dewi Candrakirana dijodohkan dengan Raden Inu Kertapati.
Lalu , Dewi Ajeng mempunyai rencana untuk menggagalkan pertunangan itu dengan memfitnah Dewi Candrakirana . Sehingga Dewi Candrakirana diusir dari istana. Bukan hanya itu , Dewi Ajeng juga menyuruh penyihir untuk mengutuk Dewi Candrakirana . Hingga suatu ketika, penyihir itu bertemu dengan Dewi Candrakirana dan mengutuknya menjadi keong berwarna emas.
Dewi Candrakirana tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya bisa berdoa. Akhirnya doanya pun terkabul . Ia ditemukan oleh nenek yang sedang mencari ikan , ia bernama Mbok Rondo Dadapan. Lalu, keong mas yang yang ditemukannya itu di bawa pulang.
Ternyata pengaruh sihir itu akan lenyap jika malam hari. Karena Mbok Rondo telah berhasil menyelamatkan Dewi Candrakirana maka ia ingin membalasnya dengan menyediakan makanan yang sangat lezat.
Hari demi hari berlalu akhirnya Mbok Rondo Dadapan pun mengetahui bahwa Dewi Candrakirana lah yang telah menyediakan masakan itu. Tetapi, Dewi Candrakirana tetap tinggal bersama Mbok Rondo Dadapan.
Suatu ketika Raden Inu Kertapati sedang mencari Dewi Candrakirana . Ternyata Raden Inu kertapati sedang kehausan . Lalu, dia berhenti di suatu rumah. Yang tak lain rumah itu adalah Rumah Mbok Rondo Dadapan . Disanalah Raden Inu Kertapati menemukan Dewi Candrakirana. Dan membawa Dewi Candrakirana pulang ke Istana.
Saat Raden Inu kertapati dan Dewi Candrakirana sampai di Istana . Dewi Ajeng merasa kaget dan segera menemui penyihir. Ternyata Dewi Ajeng baru mengatahui bahwa pengaruh sihir itu akan lenyap saat malam hari. Dewi Ajeng merasa marah kepada penyihir. Merasa kesal dimarahi oleh Dewi Ajeng , Penyihir pun mengutuknya menjadi keong yang berwarna hitam.
Setelah beberapa hari , akhirnya Dewi Candrakirana dan Raden Inu Kertapati melangsungkan pertunangan.

Timun Emas ( berasal dari Jawa Tengah )


          Dahulu, di Jawa Tengah ada seorang janda yang sudah tua. Yang bernama Mbok Rondo. Pekerjaannya mencari kayu di hutan. Suatu ketika dia mengeluh karena tidak mempunyai anak.Tiba-tiba bumi bergetar dan muncul Raksasa.
            Raksasa itu akan memberikan seorang anak pada Mbok Rondo, asalkan enam belas tahun kemudian anak itu harus diserahkan kepada Raksasa. Mbok Rondo pun menyetujuinya. Lalu , diberikanlah biji timun emas yang kemudian ditanam di depan rumah Mbok Rondo.
            Saat salah satu buah timun emas yang paling besar dibelah oleh Mbok Rondo ternyata di dalamnya berisi seorang bayi perempuan .Yang kemudian diberi nama Timun Emas. Gadis ini tumbuh menjadi wanita cantik.
            Tiba-tiba datanglah raksasa yang akan menagih janji Mbok Rondo. Namun, Mbok Rondo meminta agar Raksasa itu datang kembali dua tahun kemudian . Raksasa pun menyetujui.
            Keesokan harinya saat Mbok Rondo pergi ke Bukit Gundul. Ia bertemu dengan pertapa sakti . Pertapa itu memberikan bungkusan kecil yang isinya biji timun. Sesampainya di rumah mbok Rondo segera memberikan bungkusan itu kepada Timun Emas dan menyuruh timun Emas segera keluar dari rumah . Karena Raksasa itu datang lagi.
            Walaupun Timu Emas sudah lari. Namun , Raksasa itu tetap mengejar Timun Emas. Saat Timun Emas mulai merasa kelelahan dia menaburkan semua biji timun yang diberikan oleh ibunya tadi . Dan ternyata taburan biji timun itu berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih .
            Sehingga tenggelamlah raksasa itu dan Timun Emas kembali menemui Mbok Rondo. Mereka berdua berpelukan dengan rasa bahagia.

Batu Menangis ( berasal dari Kalimantan Barat )


Dahulu, di daerah Kalimantan , hidup seorang Janda yang bernama Mak Dasah dan anaknya yang bernama Jelita. Pekerjaan sehari-hari ibunya hanyalah mencari daun pisang. Namun, anaknya tidak pernah membantu ibunya.
Tetapi Jelita selalu ingin dipenuhi semua permintaanya. Hingga suatu ketika Jelita ingin dibelikan baju baru. Namun, Mak Dasah tidak memperbolehkan karena ingin menyimpan uangnya untuk keperluan yang sangat penting. Tetapi, Jelita tetap memaksa sehingga Mak Dasah pun membelikannya.
Setelah membeli baju, Jelita memakai baju baru itu. Sedagkan ibunya berjalan di belakang Jelita dengan membawa pakaian lama Jelita. Semua penduduk bertanya kepada Jelita “Siapa perempuan di belakangmu ?“. Jelita menjawab “Dia adalah pembantuku“. Jawaban itu terus diulang-ulang setiap orang bertanya.
Ibunya merasa sakit hati dan berdoa kepada Allah agar anknya yang durhaka itu diberikan balasan . Doa Mak Dasah pun dikabulkan. Tiba- tiba berubalah Jelita menjadi sebuah batu . Jelita pun menyesali atas apa yang dia perbuat dengan menangis . Sehingga Batu itu sampai sekarang terus menangis. Yang Kemudian diberi nama Batu Menangis.